- GMKI UNIKA SANTO THOMAS SUMATERA UTARA MEDAN - GMKI UNIKA SANTO THOMAS SUMATERA UTARA MEDAN - GMKI UNIKA SANTO THOMAS SUMATERA UTARA MEDAN - GMKI UNIKA SANTO THOMAS SUMATERA UTARA MEDAN -


NATAL GMKI UNIKA 2010

Syalooom,saudaraku........

Selamat datang di blog resmi GMKI komisariat Unika St.Thomas Sumatera Utara. Ut Omnes Unum Sint....

teriring salam dari PK 2010-2011...

Rabu, 21 April 2010

Hari Kartini, Sopir Busway Perempuan Berkebaya

Sebagaimana setiap perayaan Hari Kartini, para pengemudi perempuan Transjakarta mengenakan pakaian kebaya.

“Hari Kartini semua pegawai wanita di front liner mengenakan kebaya. Ini sudah rutin setiap perayaan Hari Kartini,” ujar Staf Humas Transjakarta, Prasetya Budi kepada okezone, Rabu (21/4/2010).

Dia menjelaskan, selain sopir juga ada petugas tiket dan lainnya yang berada di lapangan mengenakan kebaya.

Menurut Prasetya, tradisi mengenakan kebaya ini merupakan upaya untuk menghargai jasa RA Kartini dengan emansipasinya, sehingga pekerjaan laki-laki pun kini juga bisa dilakoni kaum perempuan.

Dari sekira 1.000 total sopir Transjakarta saat ini, lanjut Prasetya sebanyak 116 di antaranya merupakan perempuan. Jumlah ini terus meningkat dibanding saat moda transportasi yang mulai beroperasi pada 2005 ini beroperasi. [OkeZone.com]
UT OMNES UNUM SINT
Tim RedWariat 2009

24 Siswa AS - RI Buat Robot

Departemen Pendidikan Amerika Serikat (AS) dan Badan Antariksa Nasional AS (NASA) kemarin menyelenggarakan Digital Video Conference (DVC) on Robotics dengan mengundang pelajar Indonesia dan AS.

Dalam acara yang digelar di PAS Auditorium,Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Jakarta itu, Kedubes AS mengundang 12 pelajar dari tiga Sekolah Menengah Umum (SMU), masing-masing SMU Labschool SMU 28 (keduanya di Jakarta) dan Techno Natura, Depok. Sementara itu, pelajar AS diwakili 12 siswa dari tiga SMU di California. Wakil Atase Kebudayaan untuk Pengembangan Kepemudaan Kedubes AS Arend C Zwartjes yang menjadi moderator mengaku senang atas kehadiran 12 pelajar Indonesia di kantor Kedubes. Sebelum acara dimulai, dia mendekati beberapa peserta. Anda harus percaya diri dan berani bicara, ok?” Katanya menyemangati peserta.

Pengagum karya seni visual ini mengingatkan, bakal ada keterlambatan (delay) penerimaan gambar dan suara selama video konferensi berlangsung.Menurut Arend, 12 siswa yang menghadiri DVC on robotics merupakan pelajar terpilih. “Mereka adalah contoh generasi cerdas,” pujinya.Peserta DVC on Robotics asal Indonesia terlihat antusias. Mereka mengamati tiga layar televisi yang akan menampilkan gambar kedua belas rekan di seberang benua.Beberapa kamera diletakkan di dekat layar televisi. Perangkat ini akan merekam gambar 12 siswa Indonesia dan dikirim langsung ke California. Dalam acara tersebut, wakil Indonesia dan AS saling bertukar informasi tentang robot yang mereka buat.

Walau dihadang kendala delay, toh peserta asal Indonesia tetap antusias.Mereka mencermati setiap penjelasan rekan jarak jauhnya. Kemudian sampailah pada sebuah pertanyaan yang dilontarkan seorang peserta. “Berapa biaya yang Anda (pelajar California) keluarkan untuk membuat robot seperti itu?” tanya seorang pelajar Indonesia. “USD3.000 (Rp27 juta),”jawab wakil pelajar California. Beberapa pelajar Indonesia terhenyak. Sejumlah lainnya langsung memperdebatkan jumlah tersebut dengan teman-temannya. Kemudian tercetus pertanyaan berikutnya. “Dari mana Anda memperoleh dana untuk membiayai proyek robotik?” tanya Aldino Jazmi dari SMU 28.Wakil pelajar California menjelaskan, mereka mengajukan proposal dana ke beberapa perusahaan swasta.

“Tentu saja, kami mendapat bantuan dari NASA,” jawab pelajar California. Pelajar asal California sangat serius mengerjakan proyek robotik. Terbukti, mereka hanya membutuhkan waktu enam bulan untuk menyelesaikan satu robot. Generasi muda Indonesia patut bercermin dari 12 pelajar California ini. Bayangkan saja, setiap hari selama lima hari mereka melakukan aktivitas yang serupa. Pagi hingga siang hari mereka belajar di sekolah.Kemudian, mereka singgah sebentar di lokasi proyek robotik. Menjelang sore mereka pulang, lalu mengerjakan tugas yang diberikan pengajar di sekolah. Seperti itu aktivitas mereka selama lima hari,dari Senin hingga Jumat. Bosankah mereka? Tidak. “Kami tidak pernah bosan,” papar pelajar California. Kalaupun bosan, mereka bisa menahan sampai Jumat malam.

Itulah saatnya menjalani sisi kehidupan yang lain dan bersama remaja yang lain pula. Seusai acara,pelajar Indonesia memeragakan kemampuan robot yang mereka ciptakan.Kepala Bagian Lingkungan Hidup, Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kesehatan Kedubes AS Hugo Yon turut mengamati pergerakan robot hasil rancang pelajar Indonesia.“Ini menakjubkan. Mereka sangat cerdas dan berbakat,” ujar Yon seraya mencermati sebuah robot berwarna kuning. Pembukaan DVC on Robotics ditandai dengan kata sambutan yang disampaikan Direktur Komunikasi Strategis sekaligus Direktur Bidang Pendidikan Pusat Penelitian Penerbangan Dryden- NASA, John R O’Shea.

Setelah O’shea selesai dengan kata sambutannya, giliran Koordinator Digital Learning Network (DLN) NASA, David E. Alexander, M.Ed berbicara. Dia merasa gembira bisa mempertemukan 24 pelajar Indonesia dan California dalam kesempatan yang istimewa.

“Sebenarnya saya ingin kita semua duduk di depan sebuah meja besar, kemudian bercakap- cakap sambil menikmati makan malam,” tandasnya. DLN adalah jaringan yang menyediakan teknologi video konferensi secara gratis untuk siswasiswi di 10 pusat penelitian NASA. Dengan adanya DLN, para pelajar bisa berkomunikasi de-ngan ilmuwan, teknisi hingga astro-not NASA.

Dalam kata sambutannya, Alexander meminta 24 peserta DVC on Roboticsuntuk aktif. “Kami ingin Anda banyak bertanya. Tanyakan apa saja,” pesannya. Pelajar California mendapat kesempatan pertama untuk memberikan presentasi tentang proyek robotiknya. [OkeZone.com]


UT OMNES UNUM SINT
Tim RedWariat 2009

Polwan Berpakaian Kebaya di Hari Kartini


Liputan6.com, Jakarta: Banyak cara memperingati Hari Kartini. Salah satunya tentu memakai kebaya, pakaian khas Raden Ajeng Kartini. Beragam profesi pun menikmati kesibukan bekerja sambil berkebaya. Salah satunya polisi wanita di Kediri, Jawa Timur.

Berdasarkan pantauan SCTV, Rabu (21/4), para polwan tidak hanya melayani para pengemudi kendaraan, tetapi secara simpatik memberikan sekuntum bunga. Sejumlah pengguna jalan tampak senang dengan tampilan para polwan tersebut.

Pemandangan semarak juga terlihat di sebuah stasiun pengisian bahan bakar umum di Jalan Pramuka, Jakarta Pusat. Seluruh pekerjanya mengenakan baju khas abang none Betawi. Pembeli terhibur dengan pelayanan yang tidak biasa ini.

Tak mau ketinggalan, seluruh petugas bus Transjakarta tampil berbeda khusus di Hari Kartini ini. Seluruh pegawai perempuan mengenakan kebaya. Ada sekitar 116 sopir bus, 478 petugas tiket, dan 106 petugasa keamanan perempuan mengenakan kebaya.


[klik disini untuk melihat video berita terkait]

sumber: Liputan6.com


UT OMNES UNUM SINT
Tim RedWariat 2009